Teknik Uji-T Sampel Bebas (Independent Sample T-Test) Dua Pihak Yang Dilakukan Secara Manual 2016

1.    Pengertian Uji-T
Suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan (hasil belajar, kinerja karyawan, pendapatan perusahaan, kecepatan, dan lain-lain) antara dua kelompok, yaitu kelompok control dan kelompok eksperimen tidak akan pernah lepas dari yang namanya statistic. Statistic yang digunakan untuk menganalisis perbedaan diantara dua kelompok tersebut adalah Uji-T sampel bebas. Uji-T sampel bebas atau yang sering dikenal dengan istilah Independent Sample T-Test adalah teknik analisis data yang digunakan untuk menguji beda mean 2 sampel yang independen yang datanya interval/rasio.
Read also: electrical engineering
Sebelum menggunakan teknik analisis Uji-T sampel bebas, peneliti terlebih dahulu harus menguji normalitas distribusi dan homogenitas varians dari data tersebut. Jika data tersebut berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama (homoskedastisitas) maka dapat digunakan teknik analisis Uji-T sampel bebas. Dan sebaliknya jika data berdistribusi tidak normal atau tidak homogen (heterokedastisitas) maka tidak dapat menggunakan Uji-T, sebagai penggantinya adalah dengan menggunakan mann-withney U-tes, K-S, Median tes, dan lain-lain.
Teknik Uji-T dapat dilakukan dengan menggunakan software SPSS (baca: Teknik Uji-T Sampel Bebas (Independent Sample T-Test 2016) dan secara manual. Pada kesempatan ini saya akan memaparkan teknik yang dapat dilakukan secara manual (special buat para peneliti yang tidak punya software SPSS).
2.    Analisis Uji-T sampel bebas dua pihak secara manual
Ada sebuah kasus seperti berikut:  Kepala sekolah SMK perketongan Sidoarjo berhipotesis:”ada perbedaan yang cukup signifikan hasil belajar peserta didiknya yang mengikuti pembelajaran MPBM dan pembelajaran MPL”. Untuk membuktikannya kepala sekolah meminta salah seorang guru untuk menerapkan kedua model pembelajaran tersebut. Kelas X1 diterapkan model MPBM dan kelas X2 diterapkan model MPL. Data hasil percobaan kedua model tersebut sebagai berikut: dengan taraf kekeliruan 5% dan 1% , apakah hipotesis kepala sekolah dapat diterima?
Tabel 1
Kelas MPBM (X1)
Sampel
Xi
Xi –Xrat
(Xi-Xrat)2
1
30
-36.13
1305.3769
2
50
-16.13
260.1769
3
58
-8.13
66.0969
4
60
-6.13
37.5769
5
63
-3.13
9.7969
6
63
-3.13
9.7969
7
63
-3.13
9.7969
8
63
-3.13
9.7969
9
65
-1.13
1.2769
10
65
-1.13
1.2769
11
65
-1.13
1.2769
12
65
-1.13
1.2769
13
68
1.87
3.4969
14
68
1.87
3.4969
15
68
1.87
3.4969
16
68
1.87
3.4969
17
70
3.87
14.9769
18
70
3.87
14.9769
19
70
3.87
14.9769
20
70
3.87
14.9769
21
70
3.87
14.9769
22
70
3.87
14.9769
23
70
3.87
14.9769
24
70
3.87
14.9769
25
73
6.87
47.1969
26
73
6.87
47.1969
27
73
6.87
47.1969
28
73
6.87
47.1969
29
73
6.87
47.1969
30
75
8.87
78.6769
Jumlah

2161.987
Keterangan:
Xi = nilai perolehan siswa
Xrat = rata-rata nilai

Tabel 2
Kelas MPL (X2)
Sampel
Xi
Xi - Xrat
(Xi - Xrat)2
1
75
-6.17
38.0689
2
75
-6.17
38.0689
3
75
-6.17
38.0689
4
75
-6.17
38.0689
5
75
-6.17
38.0689
6
75
-6.17
38.0689
7
75
-6.17
38.0689
8
75
-6.17
38.0689
9
75
-6.17
38.0689
10
75
-6.17
38.0689
11
76
-5.17
26.7289
12
78
-3.17
10.0489
13
78
-3.17
10.0489
14
78
-3.17
10.0489
15
80
-1.17
1.3689
16
80
-1.17
1.3689
17
80
-1.17
1.3689
18
80
-1.17
1.3689
19
80
-1.17
1.3689
20
83
1.83
3.3489
21
85
3.83
14.6689
22
85
3.83
14.6689
23
85
3.83
14.6689
24
85
3.83
14.6689
25
85
3.83
14.6689
26
85
3.83
14.6689
27
85
3.83
14.6689
28
85
3.83
14.6689
29
85
3.83
14.6689
30
85
3.83
14.6689
31
85
3.83
14.6689
32
88
6.83
46.6489
33
90
8.83
77.9689
34
90
8.83
77.9689
35
95
13.83
191.2689

Jumlah

1002.972
Keterangan:
Xi = nilai perolehan siswa
Xrat = rata-rata nilai


a)      Hipotesis  
Ø  H0 : Hasil belajar yang menggunakan model MPBM sama dengan hasil belajar yang menggunakan MPL.
Ø  H1 : Hasil belajar yang menggunakan model MPBM  berbeda dengan hasil belajar yang menggunakan MPL.
b)      Perhitungan rata-rata dan variansi nilai yang diperoleh kelas MPBM:
X1rat = 1984/30 = 66,13
S21 = ∑(Xi - Xrat)2/(n-1)
     = (2161,987)/(30-1) =74,56 
S1  = Ö74,56 = 8,63
c)    Perhitungan rata-rata dan variansi nilai yang diperoleh kelas MPL:
X2rat = 2841/35 = 81,17
S22 = ∑(Xi - Xrat)2/(n-1)
     = (1002,972)/(35-1) =29,49 
S2  = Ö29,49 = 5,43
d)   Variansi terkumpul dari kedua kelas di atas sebagai berikut:
S2p = ∑(ni - 1)si2/∑(ni-k)
     =( (30-1)8,632 + (35-1)5,432 )/(30+35-2) =50,1 
Sp  = Ö50,1 = 7,08
e)   Hasil t hitung sebagai berikut:
th = (X1rat – X2rat )      /Ö(( S2p/n1) + (S2p/n2) )
   = (66,13 -81,17) /Ö(( 50,1/30) + (50,1/35) ) = -8,55
f)     Taraf kekeliruan 5%
         Df = n1 + n2 – 2
              = 30 + 35 -2 = 63
         α = 0,05
         t5% = t1-0,05/2 = t0,975 = 1,999
g)   Taraf kekeliruan 1%
Df = n1 + n2 – 2
              = 30 + 35 -2  = 63
         α = 0,05
t1% = t1-0,01/2 = t0,995 = 2,658 (baca: cara menggunakan tabel t)
h)   Kurva taraf kekeliruan 5% dan 1%
 
Gambar 1
i)     Kesimpulan
Berdasarkan hasil hitung t diperoleh “-8,55” dan df=63 maka diperoleh t table=1,999 untuk taraf kesalah 5% dan t tabel 2,658 untuk taraf kesalahan 1% maka dengan demikian t hasil hitung jatuh di daerah penolakan hipotesis H0 baik pada taraf kesalahan 5% maupun 1%. Artinya ada perbedaan yang sangat signifikan antara skor rata-rata hasil belajar menggunakan MPBM dan MPL.

Daftar Pustaka
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Ismed, Basuki dan Sudarmono. 2014. Pengujian Hipotesis (ppt 6 pengujian hipotesis). Surabaya
Hasan, Iqbal. 1999. Pokok-poko Materi Statistik . Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hanafiah, Kemas Ali. 2010. Dasar-dasar Statistika : aneka bidang ilmu pertanian dan hayati. Jakarta:   Rajawali Pers
Hamang, Abdul. 2005. Metode Statistika. Yogyakarta: Graha Ilmu

Komentar