surat al adiyat
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا
فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا
فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا
فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا
إِنَّ الْإِنسَانَ
لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
وَإِنَّهُ عَلَىٰ ذَٰلِكَ
لَشَهِيدٌ
وَإِنَّهُ لِحُبِّ
الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا
بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ
وَحُصِّلَ مَا فِي
الصُّدُورِ
إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ
يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌ
Wal'aadiyaati dhabhaa
[100:1] Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
Falmuuriyaati qadhaa
[100:2] dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
Falmughiiraati shubhaa
[100:3] dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
Fa-atsarna bihi naq'aa
[100:4] maka ia menerbangkan debu,
Fawasathna bihi jam'aa
[100:5] dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
Inna l-insaana lirabbihi lakanuud
[100:6] sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih
kepada Tuhannya,
Wa-innahu 'alaa dzaalika lasyahiid
[100:7] dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,
Wa-innahu lihubbi lkhayri lasyadiid
[100:8] dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
Afalaa ya'lamu idzaa bu'tsira maa fii lqubuur
[100:9] Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada
di dalam kubur,
Wahushshila maa fii shshuduur
[100:10] dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
Kandungan surat al adiyat:
.
(فَالْمُورِيَاتِ قَدْحاً) “Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya).” Yakni, hentakan sepatu kuda ke bebatuan sehingga mengeluarkan percikan api.
(فَالْمُورِيَاتِ قَدْحاً) “Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya).” Yakni, hentakan sepatu kuda ke bebatuan sehingga mengeluarkan percikan api.
(فَالْمُغِيرَاتِ
صُبْحاً) “Dan
kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi.” Yakni penyerbuan pada waktu pagi, sebagaimana
Rasulullah صلي
الله عليه وسلم pernah melakukan penyerangan pada pagi hari. Jika beliau
mendengar adzan, beliau tidak melakukan penyerangan dan jika tidak mendengar
adzan, maka beliau akan melakukan penyerangan.
Firman
Allah Ta’ala: (فَأَثَرْنَ بِهِ
نَقْعاً) “Maka
ia menerbangkan debu.” Yaitu, debu di tempat berpacunya
kuda.
(فَوَسَطْنَ بِهِ
جَمْعاً) “Dan
menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.”
Maksudnya, kuda-kuda itu berkumpul mengambil posisi di tengah-tengah medan.
Firman-Nya
lebih lanjut: (إِنَّ
الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ) “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar,
tidak berterima kasih kepada Rabb-nya.”
Dan inilah yang menjadi obyek sumpah. Dengan pengertian bahwa manusia itu kufur
dan ingkar akan nikmat-nikmat Allah.
Dan
firman Allah Ta’ala: (وَإِنَّهُ عَلَى
ذَلِكَ لَشَهِيدٌ) “Dan
sesungguhnya manusia itu menyaksikan sendiri keingkarannya.” Qatadah dan Sufyan ats-Tsauri mengatakan,
“Sesungguhnya Allah benar-benar menjadi saksi atas semuanya itu. Mungkin juga
dhamir itu kembali kepada manusia (insaan). Demikian yang dikemukakan oleh
Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, sehingga perkiraan maknanya sebagai berikut: “Dan sesungguhnya dengan keingkarannya
itu manusia akan menjadi saksi, yakni dengan lisan halnya.” Artinya, hal tersebut tampak melalui ucapan dan
perbuatannya.
Dan
firman Allah Ta’ala: (وَإِنَّهُ
لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ) “Dan sesungguhnya dia sangat bakhil
karena cintanya kepada harta.” Maksudnya,
sesungguhnya kecintaannya pada harta benar-benar tinggi. Dalam hal ini terdapat
dua pendapat:
1. Artinya, dia benar-benar cinta kepada
harta.
2. Sesungguhnya dia benar-benar tamak dan
kikir karena cintanya pada harta.
Kedua pengertian tersebut benar.
Selanjutnya,
dengan memotivasi untuk tidak tergoda oleh dunia dan menganjurkan untuk lebih
menyukai akhirat serta memperingatkan akan keadaan yang ada setelah keadaan ini
dan berbagai hal menyeramkan yang akan di hadapi manusia, maka Allah Tabaaraka
wa Ta’ala berfirman:
(أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ) “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur?” Yakni, orang-orang yang sudah meninggi dunia dikeluarkan dari dalam kubur.
(أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ) “Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur?” Yakni, orang-orang yang sudah meninggi dunia dikeluarkan dari dalam kubur.
(وَحُصِّلَ مَا
فِي الصُّدُورِ) “Dan
dilahirkan apa-apa yang ada di dalam dada.”
Ibnu ‘Abbas dan juga yang lainnya mengatakan “Yakni memperlihatkan dan
menampakkan apa yang mereka sembunyikan di dalam diri mereka.”
(إِنَّ رَبَّهُم
بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌ) “Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu
Maha Mengetahui keadaan mereka.”
Maksudnya, Dia Maha Mengetahui semua yang mereka perbuat dan kerjakan serta
akan memberikan balasan atasnya dengan balasan yang lebih banyak dan tidak akan
pernah menzhalimi mereka sekecil apapun.
Surat al qoriah
1.Hari Kiamat.
2. Apakah hari Kiamat itu?
3. Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
4. Pada hari itu manusia adalah seperti kupu-kupu yang bertebaran.
5. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya,
9. maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah.
10. Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu?
11. (Yaitu) api yang sangat panas.
2. Apakah hari Kiamat itu?
3. Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
4. Pada hari itu manusia adalah seperti kupu-kupu yang bertebaran.
5. Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya,
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya,
9. maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah.
10. Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu?
11. (Yaitu) api yang sangat panas.
Kandungan :
1.
Malapetaka yang tiba-tiba
2.
Apakah malalpetaka yang
tiba-tiba itu?
3.
Dan apa yang akan membuat
engkau mengerti apa malapetaka yang tiba-tiba itu?
Qara'a berarti 'mengetuk, memukul, mencaci-maki,
mengomeli, menguasai seseorang, berkelahi atau bertengkar'. Al-qari’ah adalah sebutan untuk panggilan kedua
yang akan mengumandangkan awal Kebangkitan. Panggilan pertama dan kedua akan
berbunyi dengan tujuan membangkitkan rasa terpesona dan pengagungan. Panggilan
terakhir—'Dan apa yang akan membuat engkau mengerti apa malapetaka yang
tiba-tiba itu?'—akan membentangkan imajinasi dan rasa terpesona kita, yang
memungkinkan kita untuk menggemakan dalam diri kita pemahaman tentang finalitas
itu.
4. Pada hari di
mana manusia akan seperti ngengat yang penuh bertebaran,
Peristiwa kehancuran ini disampaikan dengan cara yang mudah kita
pahami. Farasy berarti 'ngengat atau kupu-kupu'; akar
dari farasya yang berani 'menebarkan'. Kata mabtsuts berasal dari batstsa, yang berarti 'membuka gulungan,
membuka yang sifatnya membubarkan'. Dalam bahasa Arab modem kata tersebut juga
berarti 'menyampaikan melalui radio', yang berarti penyebaran atau penyaluran
riak gelombang energi yang tidak hanya secara fisik. Manusia akan seperti
ngengat yang bertebaran, tapi tentu saja tidak dalam keadaan kacau-balau atau
kalang-kabut. Mereka bisa saja kelihatan kacau-balau, tapi keadaan mereka yang
bertebaran itu akan menyerupai transmisi gelombang radio yang mempunyai arah.
5. Dan
gunung-gunung akan (berterbangan) seperti bulu domba yang disisir.
Napasya berarti 'membengkak' dan 'mengembang atau
menggelepai-gelepai'. Gunung-gunung, yang sekarang begitu kokoh dan keras, akan
kembali ke wujud asal mereka dan menjadi seperti bulu domba yang tidak dipintal
karena mereka tidak dibuat dari apa pun selain perintah: 'Jadilah!', (kun)
6. Adapun orang yang timbangan amal baiknya berat,
7. Ia akan menjalani kehidupan yang menyenangkan.
Orang yang perbuatan, niat, kesadaran dan keingatannya terhadap
Tuhan (zikir) dalam kehidupan ini berat dalam arti substansial—maksudnya
konstan, teratur dan tetap—adalah orang yang akan berada dalam kesenangan yang
sempurna.
8. Adapun orang yang timbangan amal baiknya ringan,
9. Tempat tinggalnya adalah jurang yang paling dalam.
Orang yang timbangannya ringan, orang yang perbuatannya dalam
kehidupan ini tidak berarti, maka kerugiannya di kehidupan nanti akan sebanyak
di kehidupan sekarang. Umm berarti 'sumber, asal, fondasi, esensi
atau ibu', dari kata kerja amma, yang berarti 'berusaha, berkeinginan
untuk memimpin'. Bagi orang yang perbuatan salahnya lebih berat daripada
perbuatan baiknya, maka tempat tujuannya adalah lubang yang tak berujung, hawiyah, dari kata hawa, yang berarti 'jatuh, ambruk'. Ini
menggambarkan kejatuhan terakhir yang tidak akan ada ujungnya di wilayah yang
tak berbatas waktu.
10. Dan apa yang membuat engkau tahu apa itu?
11. (Itu adalah)
api panas yang berkobar.
Apa yang kita tahu tentang itu? Kita hanya dapat mencicipi rasanya
saja di sini: merasakan panasnya api kecil. Hamiyah berasal dari hama,yang berarti 'menjadi
sangat panas, panas hati, berpijar, dan menjadi sangat marah'. Ini adalah
gambaran tentang keadaan yang sangat berapi-api. Jika kita mengetahui tentang
pergolakan yang terjadi akibat dari perbuatan yang salah, berarti kita telah
mendapat rasa pendahuluan dari api neraka
Oleh : kanugrahan dan hodridjibril
Terimakasih,,,sangat bermanfaat sekali
BalasHapussama2
HapusNumpang ya min ^^
BalasHapusKamu lagi cari bonus? :)
Acerdomino kebetulan lagi bagi bagi bonus nihhh :)
hanya dengan deposit Rp 12.000 aja loh dan masih banyak lagi bonus yang bisa kamu dapetin setiap harinya hanya di acerdomino AGENPOKER TERPERCAYA
LINK ALTERNATIF >>> ACERDOMINO.ONLINE