mengenal sosok Bapak anies baswedan


Anies baswedan tengah menjadi sorotan publik karena beliau bakal calon presiden yang digandengkan dengan muhaimin.Saya yakin temen temen pembaca sudah familiar dengan sosok tokoh ini, tapi profil profil beliau tidak banyak yang tahu. oleh karena itu pada tulisan kali ini akan mengupas tuntas profil bapak Anies baswedan.

Anies Baswedan lahir pada tanggal 7 bulan 5 tahun 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Ayah anies adalah seorang dosen di kampus cukup ternama, Universitas Islam Indonesia di fakultas Ekonomi, yang bernama  Rasyid Baswedan. Kakek Anies baswedan adalah seorang pahlawan nasional (H. Abdurrahman Baswedan atau dikenal A.R. Baswedan) yang dikela sebagail tokoh nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan indonesia, diplomat, mubaligh dan sastrwan indonesia. 

Kakek anies memilika banyak prestasi diantaranya adalah

  1. Pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
  2. Pernah menjadi wakil menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir
  3. Pernah menjadi Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP)
  4. Pernah menjadi anggota parlemen
  5. Pernah menjadi Anggota Dewan Konstituante.

Temen temen tahu Novel Baswedan, penyidik komisi pemberantas korupsi (KPK) tahun 2007, adalah sepupu dari Anie Baswedan. Novel Baswedan juga merupakan anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dari tahun 1999 hingga 2014. Ibu Anies Baswedan bernama Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M. Pd. yang merupakan dosen dan guru besar emeritus di Universitas Negeri Yogyakarta.

Hj. Aliyah Rasyid aktif dibanyak kegiatan, aktif di kegiatan sosial, kegiatan agama dan kemasyarakatan di yogykarta, menjadi Ketua Umum DPP Wanita Islam DIY, dan memimpin penyaluran beasiswa bagi siswa dan mahasiswa yang kurang mampu.

Anies merupakan anak sulung dan memiliki dua adik laki-laki, Ridwan Baswedan dan Abdilla Baswedan. Anis besar di Yogyakarta. Saat Anis berusia lima tahun, ia bersekolah di Taman Kanak-Kanak di Masjid Syuhada. Saat Anis berusia enam tahun, ia bersekolah di Sekolah Dasar Laboratorium di Kota Yogyakarta.

Anies kecil dikenal ramah dan memiliki banyak teman. Anies melanjutkan sekolah menengahnya di SMP Negeri 5 Yogyakarta. Anis juga dikenal sebagai aktivis Organisasi di  Sekolah (OSIS) dan menjabat sebagai administrator di bagian hubungan masyarakat.

Setelah lulus, Anies melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Saat duduk di bangku SMA, Anies terpilih sebagai wakil ketua OSIS dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama 300 siswa ketua OSIS dari seluruh Indonesia. Dari situlah Anies terpilih sebagai ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985.

Pada tahun 1987, Agnes terpilih untuk mengikuti Program Pertukaran Pelajar AFS dan tinggal  di Milwaukee, Wisconsin, AS selama setahun. Program tersebut mengharuskan Anies bersekolah di SMA selama empat tahun. Sekembalinya ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan untuk berperan di dunia jurnalistik. Anies pernah mengikuti acara Tanah Merdeka di Republic Television Indonesia cabang Yogyakarta, di mana ia berperan sebagai pewawancara selebriti nasional.


ANIES DI MASA MUDA

Anies masuk UGM pada tahun 1989, di fakultas ekonomi. Anies terus aktif di berbagai organisasi di kampusnya, salah satunya di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan bahkan beliau menjadi salah satu majelis penyelamat HMI UGM waktu itu. Di fakultas ekonomi, beliau menjabat sebagai ketua senat mahasiswa pada tahun 1992. Belau juga ikut andil lahirnya Kembali senat mahasiswa  yang telah lama dibekukan oleh kemdikbud.

Anies membentuk organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai Lembaga eksekutif dan kemudian menperkenalkan senat sebagai lembagai legislatifnya yang mana sudah disahkan pada tahun 1993. Pada masa kepemimpinan anies dimulai dengan Gerakan berbasis riset, sebagai tanggapan atas tereksposnya kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra. Anies juga ikut mengajukan untuk melakukan demonstrasi melawan system dana social berhadiah pada bulan November tahun 1993.

Anies juga pernah mendapatkan beasiswa kuliah di Tokyo, di Universitas Sophia, dari Japan Airlines, pada bidang kajian asia pada tahun 1993. Beasiswa tersebut beliau dapatkan setelah memenangkan lomba menulis yang bertemakan lingkungan. Anies baswedan lulus dawri UGM pada tahun 1995. Setelah itu beliau bekerja di pusat antar Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

 Anies menikah dengan Hj. Fery Farhati Ganis, S. Psi, M. Sc pada tanggal 11 mei 1996. Feri farhati adalah seorang akademisi dan menjabat sebagai Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga DKI Jakarta sejak tanggal 16 Oktober 2017. Anies dan fery farhati di karunia  4 orang anak yaitu Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, dan Ismail Hakim Baswedan.

Pada tahun 1997, Anies mendapatkan beasiswa Fulbright dari American Indonesian Exchange Foundation untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan Internasional dan Kebijakan Ekonomi di School of Public Affairs, Universitas Maryland. Anies juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di Universitasnya dan lulus pada Desember tahun 1998.

Setelah lulus dari Maryland pada tahun 1999, Anies mendapatkan beasiswa lagi kuliah di bidang ilmu politik di Northern Illinois University. Anies bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampus dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang Ilmu Politik pada tahun 2004. Disertasi yang dibuatnya berjudul “Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia”, menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten atau kota di Indonesia. Anies mendapatkan gelarnya pada tahun 2005.


KARIER ANIES BASWEDAN

  1. Manajer Riset IPC, Inc. Chicago
  2. Kemitraan Untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan
  3. Direktur Riset Indonesian Institute Center
  4. Rektor Universitas Paramadina
  5. Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar
  6. Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat
  7. Debat Konvensi (medan, Palembang, dan bandung)
  8. Penggagas Turun Tangan
  9. Juru Bicara Pasangan Pilpres Jokowi-Jusuf Kalla
  10. Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK
  11. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
  12. Gubernur DKI Jakarta







sumber: 

gramedia.com


 



Komentar