Energi listrik pada dasarnya
berasal dari suatu sumber energi primer yang mana energi primer ini di konversi
menjadi energi listrik. Energi primer dibagi menjadi 2 yaitu energi primer yang
dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Energi primer yang tidak dapat
diperbaharui adalah energi yang tidak bisa digunakan secara terus menerus misalnya
minyak bumi, batu bara dan energi yang tidak dapat diperbaharui lainnya dan
energi primer yang dapat diperbaharui adalah yang energi yang tidak ada
habisnya misalnya air, angin, matahari dan energei yang dapat diperbaharui
lainnya.
Artikel ini akan membahas
pembangkit listrik tenaga Hibrida (PLTH) yang sedang dikembangkan di daerah
bantul, yogyakarta. Yaitu penggabungan tenaga angin dan tenaga surya.
A. Tenga Angin
Akhir-akhir ini penggunaan angin
sebagai energi primer meningkat tajam melebihi 30%. Hal ini membuktikan bahwa
tenaga angin akan digunakan sebagai energi primer di seluruh penjuru dunia. Dengan
mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin akan dapat mengurangi emisi
karbon diaksida. Di negara-negara eropa sudah banyak mengembangkan pembangkit
listrik tenaga bayu terutama di belahan eropa utara. Salah satu
negera yang mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin di eropa adalah
jerman dan denmark. Dua negera ini sudah bisa menyuplai 20% energi listrik
menggunakan PLTB. Walaupun potensi angin di indonesia tidak terlalu besar untuk
dijadikan pembangkit listrik tenaga bayu, akan tetapi indonesia memiliki
tempat-tempat yang sangat baik untuk mengembangkan PLTB, misalnya di daerah
pantai – pantai yang ada di indonesia.
Ada dua daerah yang sangat baik sekali untuk
mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin yaitu NTB dan NTT, dua pulau ini
mempunyai kecepatan angin melebihi rata-rata pada umumnya yang ada di indonesia.
Namun tidak menutup kemungkinan tempat lain untuk mengembangkan pembangkit ini
misalnya daerah bantul yaitu tepatnya di desa ngentak dimana di desa itu sudah ada
pembangkit listrik tenaga angin yang sederhana namun mampu menyejahterkan
penduduk didesa ngentak itu. Kecepatan angin diindonesia berkisar 4 m/s kecuali
dua daerah yang disebutkan diatas maka PLTB yang bisa di kembangkan adalaha
PLTB dengan daya dibawah 100kW.
Setiap pembangkit listrik pasti akan
mendapati masalah, misalnya ketersediaan energi primer yang mulai berkurang
misalnya PLTD, PLTU dan lain-lain. Dan masalah pada PLTB adalah ketersediaannya
yang tidak stabil, terkadang kecepatan tinggi dan terkadang sangat rendah.
Ketidakstabilan itu dapat mengganggu pasokan listrik ke konsumen. Untuk
mengatasi ketidakstabilan ini maka di
butuhkan pembangkit listrik lain untuk membantu
PLTB ketika mengalami atau tidak mengelami masalah. Misalnya PLTS yang
akan di bahas di bagian B. Meskipun satu pembangkit listrik tenaga bayu tidak bisa mensuplai
daya lebih dari 100 kW, namun bisa dibangun lebih dari satu PLTB agar bisa
mensuplai energi listrik seperti pembangkit listrik konvensional.
Ketidakstabilan pasokan angin menyebabkan
kincir angin berputar tidak stabil dan ketidakstabilan ini menghasilkan tegangan
AC yang berubah-rubah dan mempunyai
frekuensi yang berubah-rubah. Ketidak stabilan tegangan ini dapat meresahkan
konsumen oleh karena tegangan yang dihasilkan oleh PLTB (AC) harus diubah menjadi tegangan DC dengan
menggunakan penyearah. Tegangan AC ini kemudian diubah lagi menjadi teangan AC
dengan menggunakan Inverter. Output inverter dihubungkan dengan tenaga listrik
lainnya dalam hal ini tenaga surya. Dengan konsep yang seperti maka energi
dapat tersalurkan pada konsumen.
Industri-industri yang ada
di indonesia sudah mampu menbuat kincir angin dengan baik dan berkualitas. Angin
sebagai energi primer tidak akan bisa menjadi energi listrik tanpa adanya
genertor, karena generator ini adalah alat utama yang digunakan untuk mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Ada dua jenis generator yang digunakan
untuk mengkonversi energi mekanik yaitu generator induksi dan generator magnet
permanen yang efisien. Orang indonesia sudah mampu membuat ke dua generator
tersebut. walaupun indonesia bisa membuat generator sendiri tapi bahan-bahan
yang digunakan untuk membuat generator itu berasal dari negara luar. Kesulitan dalam
mencari bahan baku itu menjadi sebuah masalah tersendiri bagi indonesia. Disamping
mampu membuat generator, orang indonesia juga bisa membuat penyearah dan
inverter sendiri.
B. Tenaga Surya
Tenaga surya
merupakan salah satu energi litrik yang
memanfaatkan matahari sebagai energi utama dan energi ini sangat menjanjiikan
bagi negara indonesia. Energi ini tersedia sangat banyak dindonesia terutama
pada musim kemarau. Pada hakikatnya sinar matahari yang dipancarkan ke bimi
sebesar 69% dari total energi yang dipancarkan matahari.Setelah para ahli
melakukan penelitian besar suplai sinar matahari pada permukaan bumi sekitar 3
x 1024 joule setiap tahunnya. Yang setara dengan 2 x 1017 Watt. Yang setara
dengan 10 ribu kali konsumsi energi diseluruh dunia. Oleh sebab itu jika
permukaan bumi ditutup 0,1% saja dengan divais solar sel yang mempunyai
efisiensi 10% maka kebutuhan akan energi listrik akan terpenuhi diseluruh dunia.
Pada musim
kemarau sinar matahari mencapai 1Kw/m^2. Artinya jika divais semikonduktor
seluas 1m^2 yang memiliki efisiensi 10% maka modul solar sel dapat memberikan
energi listrik sebesar 0,1kW. Dan saat ini efisiensi modul solar sel berkisar
5-15 %. Sel surya sangat fleksibel, bisa digunakan sebagai genteng, jendela
atau bagian lainnya. Masalah utama dari pembangkit listrik ini adalah mahalnya
peralatan dari PLTH ini, misalnya sel nya, inverternya dan lain-lain.
Seperti halnya
pembangkit listrik lainnya PLTS tidak akan lepas dari masalah yang di temuinya,
masalah yang biasanya melanda PLTS adalah tidak tersedianya sinar matahari
secara terus menerus (24 jam) dan hanya ada di siang hari (musim kemarau). Oleh
karena itu PLTS ini harus dihubungkan dengan pembangkit lain. Tegangan yang
dihasilkan PLTS adalah tegangan DC, maka tegangan ini harus di rubah menjadi
tegangan AC dengan bantuan Inverter. Dan tegangan output dari inverter harus
mempunyai frekuensi yang baik agar bisa diparalelkan dengan sumber listrik
lain.
Pembangkit listrik tenaga hibrid yang sedang dikembangkan didaerah
bantul, yogyakarta adalah penggabungan 2 buah pembangkit listrik yaitu PLTB dan
PLTS. Prinsip pengembangannya seperti pada gambar di bawah ini :
Pengembangan
ke dua energi listrik ini memiliki banyak manfaat. Kedua energi ini saling
melengkapi satu sama lain yaitu ketika malam hari PLTB lah yang beroperasi
penuh dan ketia siang hari PLTB dan PLTA bekerja sama. Selain itu kedua sumber
energi ini menghasilkan energi yang sangat maksimal pada iklim tertentu. Ketika
memasuki musim hujan, kecepatan angin sangat tinggi. Artinya pembangkit listrik
tenaga angin akan berfungsi maksimal. Begitupun ketika memasuki musim kering
(panas), panel surya juga berfungsi maksimal menghasilkan sumber energi panas. Jadi
ke dua pembangkit ini bisa mensuplai energi listrik untuk semua musim.
Sumber :
http://konversi.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar
silahkan berikan komentar